Istilah Sirah Nabawiyah pada hakekatnya adalah merupakan ungkapan tentang risalah yang dibawa Rasulullah Selellahu Alaihi wa Salam kepada manusia untuk mengeluarkan mereka dari kegelepan kepada cahaya, dari penyembahan terhadap hamba kepada penyembahan terhadap Allah SWT. Demikian tertuang dalam pengantar buku “SIRAH NABAWIYAH” hasil terjemahan Khathur Suhardi.

Kemudian buku yang berjudul “Ar-Rahiqul Makhtum…” yang bemakna “Nektar yang tersimpan rapih” itu diterbitkan oleh Pustaka Alkautsar. Dalam kata pengantarnya “Syaikh Muhadmmad Ali Al-Harakan” (Sekretaris Jenderal Rabithah Al-Alam Al-Islami) memuji isi buku yang telah mampu mengungkap perjalanan hidup Rasulullah Muhammad SAW sekaligus sejarah perkembangan Agama Islam yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW itu.

Acara itu cukup menarik, sayang kesempatan Tanya jawabnya hanya satu sesi saja. Hanya ada tiga orang yang berkesempatan bertanya, padahal saya sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk lebih memahami materi yang ada dalam buku yang masih belum saya fahami. Tapi secara umum, saya merasa puas dengan acara tersebut. Dan ada satu kesimpulan yang kemudian saya tarik dari isi buku karya terjemahan Kathur Suhardi itu, adalah dalam perjuangannya menyebarkan ajaran suci Agama Islam, Nabi Muhammad memiliki 5 ciri, yaitu ;
- Tegas menolak terhadap prilaku yang tidak Islami
- Saling menyayangi
- Selalu melaksanakan sujud dan ruku (shalat) dimanapun beliau berada
- Mencari karunia Allah yang dikarunia Allah
- Tanda sujudnya membekas dalam kehidupannya sehar-hari
Dan kita sebagai umat Nabi Besar Muhammad SAW, kemudian berkewajiban mengikuti segala prilaku beliau, baik dalam berprilaku keseharian, maupun dalam tata cara beribadat menyembah Allah. Sebagaimana terdapat dalam (Al-Qur’an Surat Ali-Imran, ayat 31) yang artinya “Katakanlah”, jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.
0 comments:
Posting Komentar